Pengertian Agribisnis Menurut Asal Kata: Agribisnis berasal dari kata Agribusiness, di mana Agri=Agriculture artinya pertanian dan Business artinya usaha atau kegiatan yang berorientasi profit. Jadi secara sederhana Agribisnis (agribusiness) didefinisikan sebagai usaha atau kegiatan pertanian dan terkait dengan pertanian yang berorientasi profit.
Pengertian Agribisnis menurut Soekartawi (1993): Agribisnis berasal dari kata agri dan bisnis. Agri berasal dari bahasa Inggris, agricultural (pertanian). Bisnis berarti usaha komersial dalam dunia perdagangan
Pengertian agribisnis menurut Wikipedia adalah : Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan "hulu" dan "hilir" mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan (food supply chain).
Agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran.
Pengertian Agribisnis Menurut Sjarkowi dan Sufri (2004): Agribisnis adalah setiap usaha yang berkaitan dengan kegiatan produksi pertanian, yang meliputi pengusahaan input pertanian dan atau pengusahaan produksi itu sendiri atau pun juga pengusahaan pengelolaan hasil pertanian.
Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah cara pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik, agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran.
Pengertian Agribisnis menurut John H. Davis dan Ray A. Goldberg (1957): The sum total of all operations involved in the manufacture and distribution of farm supplies; production operations on the farm; and the storage, processing, and distribution of farm commodities and items made from them.
Definisi Agribisnis menurut Drilon Jr. dalam Saragih (1998): Agribisnis adalah mega sektor yang mencakup “… the sum total of operations involved in the manufacture and distribution of farm supplies, production activities on the farm, storage, processing and distribution of farm commodities and items for them …”
Pengertian Agribisnis Menurut Downey and Erickson (1987) dalam Saragih (1998): Agribisnis adalah kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditi pertanian dalam arti luas, yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan masukan dan keluaran produksi (agroindustri), pemasaran masukan-keluaran pertanian dan kelembagaan penunjang kegiatan. Yang dimaksud dengan berhubungan adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian.
Pengertian Agribisnis menurut Arsyad dkk: Agribisnis adalah kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari matarantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran produk-produk yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas.
Pengertian Agribisnis Menurut Wibowo dkk, (1994): Pengertian agribisnis mengacu kepada semua aktivitas mulai dari pengadaan, prosesing, penyaluran sampai pada pemasaran produk yang dihasilkan oleh suatu usaha tani atau agroindustri yang saling terkait satu sama lain.
Dengan demikian agribisnis dapat dipandang sebagai suatu sistim pertanian yang memiliki beberapa komponen sub sistim yaitu, sub sistim usaha tani/yang memproduksi bahan baku; sub sistim pengolahan hasil pertanian, dan sub sistim pemasaran hasil pertanian.
Pengertian Agribisnis menurut Austin: Agribisnis adalah kesatuan kegiatan usaha yang meliputi kegiatan usahatani, pengolahan bahan makanan, usaha sarana dan prasarana produksi pertanian, transportasi, perdagangan, kestabilan pangan dan kegiatan-kegiatan lainnya termasuk distribusi bahan pangan dan serat-seratan kepada konsumen.
Pengertian Agribisnis menurut Drillon: Agribisnis adalah sejumlah total dari seluruh kegiatan yang menyangkut manufaktur dan distribusi dari sarana produksi pertanian, kegiatan yang dilakukan usahatani, serta penyimpanan, pengolahan dan distribusi dari produk pertanian dan produk-produk lain yang dihasilkan dari produk pertanian.
Pengertian Agribisnis menurut Cramer and Jensen: Agribisnis adalah suatu kegiatan yang sangat kompleks, meliputi : industri pertanian, industri pemasaran hasil pertanian dan hasil olahan produk pertanian, industri manufaktur dan distribusi bagi bahan pangan dan serat-seratan kepada pengguna/konsumen.
Selanjutnya, pertanian mempunyai dua pengertian, yaitu pertanian dalam arti sempit dan pertanian dalam arti luas (Mubyarto, 1994). Dalam arti sempit, pertanian menunjuk pada kegiatan pertanian rakyat yang biasanya hanya bercocok tanam atau melakukan budidaya tanaman pangan seperti padi, jagung, kedele, ubi kayu, dan sebagainya.
Pertanian dalam arti luas meliputi:
1. Pertanian rakyat atau pertanian dalam arti sempit;
2. Perkebunan, yaitu perkebunan rakyat dan perkebunan besar yang melakukan budidaya tanaman perkebunan seperti kopi, lada, cengkeh, kelapa, kelapa sawit, teh, dan sebagainya;
3. Kehutanan yang menghasilkan produk hutan seperti kayu dan rotan;
4. Peternakan, yaitu budidaya ternak baik ternak kecil seperti ayam dan kambing, atau ternak besar seperti sapi dan kerbau; dan
5. Perikanan yang meliputi perikanan darat dan laut.
Pada saat ini, pertanian dipahami bukan sekadar dalam arti sempit, tetapi pertanian dalam arti luas. Berdasarkan makna kedua kata pembentuknya, dapat dikemukakan bahwa agribisnis merupakan pertanian yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip komersial atau ekonomi. Dalam hal ini pertanian bukan lagi sebagi way of live, tetapi merupakan usaha yang harus memberikan keuntungan. Dalam agribisnis, segala aktivitas pertanian didasarkan pada prinsip ekonomi bukan mengikuti kebiasaan atau turun temurun.
Oleh karena itu, Downey dan Erickson (1987) mendefinisikan agribisnis sebagai tiga sektor secara ekonomi saling berkaitan. Ketiga sektor agribisnis tersebut adalah (a) the input supply sector, (b) the farm production sector, dan (c) the product marketing sector. Keterkaitan antara ketiga sektor tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Definisi ini mempunyai makna yang sama dengan yang dikemukakan oleh Drilon Jr. dalam Saragih (1998), bahwa agribisnis merupakan mega sektor yang mencakup “… the sum total of operations involved in the manufacture and distribution of farm supplies, production activities on the farm, storage, processing and distribution of farm commodities and items for them …”.
The input supply sector atau sektor pemasok input pertanian adalah sector yang memberikan pasokan bahan dan peralatan pertanian untuk beroperasinya the farm production sector (Beierlein. dkk., 1986). Sektor ini memasok pakan ternak atau ikan, benih, pupuk, bahan bakar minyak, pestisida, alat, mesin pertanian, dan sebagainya.
Sumber: Downey dan Erickson, 1987
The farm production sector atau sektor budidaya pertanian merupakan sector yang mengubah inputpertanian menjadi output atau komoditas primer hasil pertanian. Sektor ini meliputi pertanian dalam arti luas, yaitu budidaya tanaman, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Komoditas primer yang dihasilkan oleh sektor ini adalah bahan pangan (padi, jagung, kedele, dan sebagainya), daging, ikan, telur, susu, sayur atau hortikultura, serat, dan kayu.
The product marketing sector atau pemasaran ahasil pertanian melibatkan individu atau perusahaan yang menangani dan mengolah komoditas primer hasil budidaya pertanian sampai ke konsumen akhir. Branson dan Norvel (1983) mendefinisikan pemasaran sebagai proses memenuhi kebutuhan manusia dengan menghadirkan produk kepada mereka dalam bentuk yang cocok serta pada tempat dan waktu yang tepat.
Pada umumnya, pemasaran mempunyai delapan fungsi dasar:
1. Pengumpulan bahan mentah (komoditas primer), biasanya dilakukan oleh pedagang pengumpul atau disebut tengkulak;
2. Pembuatan kelas mutu atau grading bahan mentah;
3. Penyimpanan bahan mentah, termasuk di dalamnya pembersihan
4. dan pengeringan komoditas primer;
5. Pengolahan bahan mentah menjadi produk akhir (barang yang siap dikonsumsi);
6. Pengemasan produk olahan (barang jadi);
7. Penyimpanan produk olahan;
8. Pendistribusian produk olahan ke pedagang besar, pengecer, dan
6. konsumen; dan
7. Pengangkutan produk olahan dan komoditas primer.
Pelaksanaan kedelapan fungsi tersebut dapat dilakukan oleh individu atau perusahaan secara sendiri-sendiri; beberapa individu atau perusahaan satu atau beberapa fungsi pemasaran. Bahkan, satu individu atau perusahaan dapat juga melakukan kedelapan fungsi pemasaran tersebut melalui integrasi vertikal.
PERAN DAN FUNGSI AGRIBISNIS DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL
Sejak masa lalu sampai sekarang, peranan agribisnis secara keseluruhan dalam perekonomian nasional telah cukup besar (Saragih, 1998). Besarnya peranan agribisnis ini dapat dilihat dari:
1. Kontribusi agribisnis terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
2. Pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 7% pada dasawarsa 1990-an merupakan kontribusi agribisnis;
3. Besarnya angkatan kerja, sekitar 70%, yang dapat diserap oleh sektor agribisnis. Hal ini menunjukkan bahwa agribisnis merupakan penyedia lapangan kerja yang besar bagi perekonomian nasional;
4. Inflasi yang rendah, di bawah 10%, pada tahun 1990-an merupakan kontribusi rendahnya harga bahan pangan yang dihasilkan oleh agribisnis;
5. Ketahanan pangan atau food security yang pernah terjadi pada tahun 1980-an sampai dengan paruh pertama tahun 1990-an merupakan hasil kontribusi agribisnis; dan
6. Sejak jaman penjajahan, agribisnis sudah berkontribusi dalam penerimaan devisa dari sektor bukan migas.
Menurut Saragih (1998), pada masa datang, peranan agribisnis khususnya yang berskala kecil akan semakin penting. Beberapa faktor yang menyebabkan semakin pentingnya agribisnis berskala kecil adalah:
1. Relatif tidak memerlukan terlalu banyak modal investasi, terutama bagi agribisnis yang bergerak pada bidang jasa;
2. Usaha agribisnis kecil dapat bergerak luwes menyesuaikan diri dalam situasi yang berubah karena tidak perlu terhambat oleh persoalan-persoalan birokrasi yang dihadapi perusahaan besar;
3. Usaha agribisnis kecil memiliki tenaga-tenaga penjual dan wirausaha yang tertempa secara alami yang tidak berminat (vested-interest) dalam sistem produksi yang sudah ada dan sudah mantap; dan
4. Perubahan selera konsumen yang semakin bergeser dari produk-produk tahan lama yang dihasilkan secara massal ke produk-produk yang lebih manusiawi lebih tepat dilayani oleh usahausaha kecil.
Besar dan luasnya peranan agribisnis dalam perekonomian nasional tidak terlepas dari fungsi agribisnis, yaitu:
1. Menghasilkan bahan mentah atau komoditas primer baik bahan pangan, serat, bangunan, atau bahan lainnya;
2. Menghasilkan produk antara atau barang jadi baik pangan, bahan pembuat tekstil, bahan bangunan, obat-obatan, dan sebagainya;
3. Menyerap tenaga kerja dari yang unskilled sampai yang skilled;
4. Menyumbang pada pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi; dan
5. Menghasilkan devisa negara melalui kegiatan ekpor maupun pariwisata.
RUANG LINGKUP SISTEM AGRIBISNIS
Ruang lingkup sistem agribisnis dikemukakan oleh Davis dan Golberg, Sonka dan Hudson, Farrell dan Funk dalam Saragih (1998), yaitu: “Agribusiness included all operations involved in the manufacture and distribution of farm supplies; production operation on the farm; the storage, processing and distribution of farm commodities made from them, trading (wholesaler, retailers), consumer to it, all non farm firms and institution serving them”. Pendapat ini menunjukkan bahwa agribisnis adalah suatu sistem. Berdasarkan pendapat ini, Saragih (1998) mengemukakan bahwa sistem agribisnis terdiri atas empat subsistem, yaitu: (a) subsistem agribisnis hulu atau downstream agribusiness, (b) subsistem agribisnis usahatani atau on-farm agribusiness, (c) subsistem agribisnis hilir atau upstream agribusiness, dan (d) subsistem jasa layanan pendukung agribisnis atau supporting institution.
Subsistem agribisnis hulu disebut juga subsistem faktor input (input factor subsystem). Dalam pengertian umum subsistem ini dikenal dengan subsistem pengadaan sarana produksi pertanian. Kegiatan subsistem ini berhubungan dengan pengadaan sarana produksi pertanian, yaitu memproduksi dan mendistribusikan bahan, alat, dan mesin yang dibutuhkan usahatani atau budidaya pertanian (on-farm agribusiness).
Subsistem usahatani atau budidaya pertanian disebut juga subsistem produksi pertanian (production subsystem). Kegiatan subsistem ini adalah melakukan usahatani atau budidaya pertanian dalam arti luas. Istilahpertanian selama ini lebih banyak mengacu pada subsistem produksi. Kegiatan subsistem ini menghasilkan berbagai macam komoditas primer atau bahan mentah sebagaimana telah dikemukan dalam pengertian agribisnis.
Subsistem agribisnis hilir terdiri atas dua macam kegiatan, yaitu pengolahan komoditas primer dan pemasaran komoditas primer atau produk olahan. Kegiatan pengolahan komoditas primer adalah memproduksi produk olahan baik produk setengah jadi maupun barang jadi yang siap dikonsumsi konsumen dengan menggunakan bahan baku komoditas primer. Kegiatan ini sering juga disebut agroindustri. Contoh kegiatan pengolahan komoditas primer yang menghasilkan produk antara adalah pabrik tepung terigu, maezena, tapioka, dan sebagainya. Contoh kegiatan komoditas primer yang menghasilkan barang jadi adalah pabrik makanan dan minuman sari buah atau sirup. Kegiatan pemasaran berlangsung mulai dari pengumpulan komoditas primer sampai pengeceran kepada konsumen.
Subsistem jasa layanan pendukung atau kelembagaan penunjang agribisnis adalah semua jenis kegiatan yang berfungsi mendukung dan melayani serta mengembangkan kegiatan ketiga subsistem agribisnis yang lain. Lembaga-lembaga yang terlibat dalam kegiatan ini adalah penyuluhan, konsultan, keuangan, dan penelitian. Lembaga penyuluhan dan konsultan memberikan layanan informasi dan pembinaan teknik produksi, budidaya, dan manajemen. Lembaga keuangan seperti perbankan, modal ventura, dan asuransi memberikan layanan keuangan berupa pinjaman dan penanggungan risiko usaha (khusus asuransi). Lembaga penelitian baik yang dilakukan oleh balai-balai penelitian atau perguruan tinggi memberikan layanan informasi teknologi produksi, budidaya, atau teknik manajemen mutakhir hasil penelitian dan pengembangan.
Berdasarkan pandangan bahwa agribisnis sebagai suatu sistem dapat terlihat dengan jelas bahwa subsistem-subsistem tersebut tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling terkait satu dengan yang lain. Subsistem agribisnis hulu membutuhkan umpan balik dari subsistem usahatani agar dapat memproduksi sarana produksi yang sesuai dengan kebutuhan budidaya pertanian. Sebaliknya, keberhasilan pelaksanaan operasi subsistem usahatani bergantung pada sarana produksi yang dihasilkan oleh subsistem
agribisnis hilir. Selanjutnya, proses produksi agribisnis hilir bergantung pada pasokan komoditas primer yang dihasilkan oleh subsistem usahatani.
Subsistem jasa layanan pendukung, seperti telah dikemukakan, keberadaannya tergantung pada keberhasilan ketiga subsistem lainnya. Jika subsistem usahatani atau agribisnis hilir mengalami kegagalan, sementara sebagian modalnya merupakan pinjaman maka lembaga keuangan dan asuransi juga akan mengalami kerugian.
KARAKTERISTIK AGRIBISNIS
Karakteristik agribisnis tidak terlepas dari proses agribisnis itu sendiri. Oleh karena itu, sebelum memahami karakteristiknya, terlebih dulu harus memahami proses agribisnis. Karena agribisnis merupakan kegiatan produksi atau operasi maka proses agribisnis juga sama dengan proses produksi. Proses produksi merupakan kegiatan yang mentransformasikan input menjadi output (Assauri, 1999). Tujuan kegiatan produksi ini adalah menciptakan dan menambah utilitas suaru barang atau jasa. Gambar 2 memperlihatkan keterkaitaninput, tranformasi, dan output dalam suatu proses produksi yang membentuk suatu sistem produksi.
Umpan Balik
Gambar 1. Sistem Produksi dalam Proses Agribisnis, Diadaptasi Assauri, 1999
Sistem produksi seperti tampak dalam Gambar 2 berlaku untuk seluruh subsistem agribisnis. Perbedaannya terletak pada jenis input, proses konversi, dan jenis output yang dihasilkan. berdasarkan sifatnya, proses produksi dapat dibedakan menjadi:
1. Proses produksi yang terus-menerus atau continuous process. Dalam proses ini peralatan yang digunakan disusun dan diatur berdasarkan urutan kegiatan dalam menghasilkan produk. Aliran bahan dalam proses ini telah dibuat standar;
2. Proses produksi yang terputus-putus atau intermitten process. Kegiatan produksi dalam proses ini tidak berlangsung secara standar, tetapi berdasarkan pada produk yang dikerjakan. Penyusunan dan pengaturan peralatan produksi bersifat fleksibel untuk dapat menghasilkan berbagai macam produk dengan beragam ukuran; dan
3. Proses produksi yang bersifat proyek. Kegiatan produksi pada proses ini berlangsung pada tempat dan waktu yang berbeda-beda. Peralatan produksi yang digunakan ditempatkan dan diatur di lokasi proyek.
Kegiatan agribisnis, khususnya subsistem usahatani, merupakan kegiatan ekonomi yang paling tua yang sama tuanya dengan peradaban manusia di bumi ini (Saragih, 1998). Oleh karena itu, karakteristik agribisnis selain dipengaruhi oleh sifat-sifat alam dan jenis proses produksi, juga dipengaruhi oleh perkembangan peradaban manusia itu sendiri. Berdasarkan faktorfaktor ini, Saragih (1998) mengemukakan lima karakteristik penting agribisnis yang membedakannya dari bisnis lain.
Pertama, keunikan dalam aspek sosial, budaya, dan politik. Keberagaman sosial-budaya manusia turut membentuk keberagaman struktur, perilaku, dan kinerja agribisnis. Keberagaman ini dapat diamati baik dari segi produsen maupun konsumen. Jenis usahatani rakyat di Jawa dan Bali didominasi oleh usahatani lahan sawah. Sementara di luar Jawa dan Bali jenis usahatani yang menonjol adalah perkebunan rakyat.
Petani asal etnis Jawa yang terkenal ulet dan tekun relatif lebih berhasil dalam mengembangkan agribisnis di wilayah transmigrasi dari pada etnis lain untuk komoditas yang sama. Fragmentasi lahan pertanian terjadi di Indonesia, tetapi tidak di Jepang karena di negara ini hanya anak pertama yang berhak mewarisi lahan pertanian sedangkan di Indonesia semua anak berhak mewarisi. Dari segi konsumen, keberagaman sosialbudaya konsumen mempengaruhi konsumsi pangan yang selanjutnya mempengaruhi agribisnis yang berkembang.
Kedua, keunikan karena adanya ketidakpastian (uncertainty) dalam produksi pertanian yang berbasis biologis. Ilmu genetika menunjukkan bahwa variasi produksi tanaman dipengaruhi oleh variasi genetik, lingkungan (macroclimate, microclimate), dan interaksi genetik dengan lingkungan. Berdasarkan ketiga faktor ini dikenal berbagai macam komoditas agribisnis tropis dan subtropis; komoditas agribisnis yang
memiliki toleransi lingkungan yang luas (misalnya ubi jalar), komoditas spesifik lokasi (kelapa sawit, sapi perah, dll). Bahkan untuk komoditas yang sama, misalnya jeruk, dikenal rasa yang beraneka macam dari pahit sampai yang paling manis. Dengan dasar biologis juga dikenal bahwa produk agribisnis bersifat voluminous, bulky, danperishable yang membedakannya dengan produk-produk non-agribisnis.
Ketiga, keunikan dalam derajat atau intensitas campur tangan politik dari pemerintah. Produk-produk agribisnis khususnya bahan pangan merupakan kebutuhan dasar (basic needs) dan sering dipandang sebagai komoditas politik sehingga sering diintervensi oleh politik pemerintah. Sektor agribisnis juga sering diproteksi sangat tinggi, seperti di Jepang, guna mempertahan sebagian wilayahnya tetap sebagai ekosistem pertanian.
Keempat, keunikan dalam kelembagaan pengembangan teknologi. Peranan sektor agribisnis yang sangat penting dalam setiap Negara menyebabkan pengembangan teknologi pada sektor ini menjadi salah satu bentuk layanan umum yang disediakan oleh pemerintah. Di Indonesia misalnya, kelembagaan pengembangan teknologi di bidang agribisnis, seperti Balai Penelitian Padi di Sukamandi, dibiayai oleh anggaran pemerintah. Hal ini berbeda dengan industri non-agribisnis yang pada umumnya dibiayai oleh perusahaan swasta itu sendiri.
Kelima, perbedaan struktur persaingan. Agribisnis merupakan satu-satunya sektor ekonomi yang paling banyak melibatkan pelaku ekonomi. Pelaku ekonomi pada sektor agribisnis, produsen dan konsumen, pada umumnya berukuran relatif kecil dibandingkan dengan besarnya pasar.
Selain itu, hampir semua komoditas agribisnis memiliki produk substitusi. Komoditi bahan pangan sumber karbohidrat misalnya memiliki ratusan jenis. Demikian juga terdapat puluhan jenis komoditas sumber protein, vitamin, dan mineral. Karakteristik seperti ini menunjukkan bahwa struktur pasar agribisnis lebih mendekati struktur pasar persaingan sempurna. Hal ini berbeda dengan struktur pasar pada industri lain yang pada umumnya berkisar antara struktur pasar monopolistik atau monopsonistik hingga oligopolistik atau oligopsonistik.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Beierlein, James G., Kenneth C. Schneeberger, and Donald D. Osburn. 1986. Principles of Agribusiness Management. Prentice-Hall, New Jersey.
Branson, Robert E. and Douglas G. Norvell. 1983. Introduction to Agricultural Marketing. Mc Graw-Hill Book Company, New York.
Departemen Pendidikan dam Kebudayaan. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua. Balai Pustaka, Jakarta.
Downey, W. David and Steven P. Erickson. 1987. Agribusiness Management, Second Edition. Mc Graw-Hill Book Company, New York.
Mubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian, Edisi Ketiga. PT Pustaka LP3ES, Jakarta.
Saragih, Bungaran. 1998. Agribisnis: Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian, Kumpulan Pemikiran. Editor Tungkot Sipayung, dkk. Yayasan Mulia Persada, PT Surveyor Indonesia, dan Pusat Studi Pembangunan LP – IPB, Jakarta.
Soekartawi. 1993. Agribisnis: Teori dan Aplikasinya, Cetakan Kedua. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Bagus materinya...👍
BalasHapusKABAR BAIK!!!
HapusNama saya Lady Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu kepada Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran di muka, tetapi mereka adalah penipu , karena mereka kemudian akan meminta pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, jadi berhati-hatilah terhadap Perusahaan Pinjaman yang curang itu.
Perusahaan pinjaman yang nyata dan sah, tidak akan menuntut pembayaran konstan dan mereka tidak akan menunda pemrosesan transfer pinjaman, jadi harap bijak.
Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial dan putus asa, saya telah ditipu oleh beberapa pemberi pinjaman online, saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ms. Cynthia, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa konstan pembayaran atau tekanan dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya terapkan dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik jika dia membantu saya dengan pinjaman, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres atau penipuan
Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman apa pun, silakan hubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan atas karunia Allah, ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan memberi tahu saya tentang Ibu Cynthia, ini emailnya: arissetymin@gmail.com
Yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran cicilan pinjaman saya yang akan saya kirim langsung ke rekening perusahaan setiap bulan.
Sepatah kata cukup untuk orang bijak.
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
HapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut
Bagus materinya..👍
BalasHapusBagus materinya..👍
BalasHapusLAYANAN PEMBIAYAAN LE-MERIDIA. perusahaan pinjaman yang memberi saya pinjaman 5.000.000,00 USD Ketika investor pinjaman lain mengabaikan tawaran saya, tetapi Le_Meridian Funding Service memberi saya pinjaman yang berhasil. Mereka langsung terlibat dalam pembiayaan pinjaman dan proyek dalam hal investasi. mereka memberikan solusi pembiayaan untuk perusahaan dan individu yang mencari akses ke dana pasar modal, mereka dapat membantu Anda mendanai proyek Anda atau memperluas bisnis Anda .. Email Kontak :::: lfdsloans@lemeridianfds.com Juga lfdsloans@outlook.com atau Tulis di nomor whatsapp pada 1- (989-394-3740) Good Intend,
BalasHapusHow to make money from casino games in your spare time
BalasHapusOnline casinos offer a 인카지노 great payout bonus. The casino allows you หารายได้เสริม to bet with hundreds of free spin bonus bets that can 카지노사이트 be